:::: MENU ::::

Tuesday, 4 October 2016


Cinta itu sederhana, cinta datang dengan sendirinya, tanpa paksaan, dan sangat manusiawi. Tetapi hal tersulit dalam cinta adalah menggantinya atau menghentikannya
#bukticinta_blog (image source)
Patah hati itu normal, patah hati adalah bagian dari perjalanan cinta manusia. Cinta yang tidak terbalaskan, cinta yang bertepuk sebelah tangan, kenyataan pahit tersebut yang mungkin dirasakan Badung Bondowoso karena cintanya tidak dibalas rasa yang sama oleh Roro Jonggrang.
Mungkin karena beberapa hari ini saya gandrung mendengarkan lagu-lagu cinta nan syahdu sehingga membuat hati saya bergetar tak karuan ketika melewati Kraton Ratu Boko. Kebetulan setiap hari saya bekerja selalu melewati jalan menuju Kraton Ratu Boko yang terletak di sebelah selatan Candi Prambanan. Saya begitu tertarik mengenang kisah cinta Roro Jonggrang dari Kraton Ratu Boko.
Mengenang Cerita Cinta Roro Jonggrang maka tidak bisa dipisahkan dengan keberadaan Candi Prambanan yang merupakan Warisan Budaya Dunia, dikarenakan adanya Candi Sewu yang terletak di komplek candi Prambanan kisahnya berawal dari permintaan tak masuk akal Roro Jonggrang kepada Bandung Bondowoso.
Candi Prambanan  

Komplek Candi Prambanan terdapat Candi Sewu yang terletak disebelah tenggara Candi Prambanan.
 
Candi Sewu berada satu komplek dengan Candi Prambanan
Lalu Bagaimanakah Cerita Cinta Roro Jonggrang itu?
Pada Jaman dahulu di Tanah Jawa khususnya di daerah Prambanan berdiri 2 buah kerajaan Hindu yaitu Kerajaan Pengging dan Kraton Ratu Boko. Kerajaan Pengging adalah kerjaan yang subur dan makmur yang dipimpin oleh seorang raja yang arif dan bijaksana bernama Prabu Damar Moyo dan mempunyai seorang anak laki-laki yang diberi nama Raden Mas Bandung Bondowoso. Kraton Ratu Boko berada pada kekuasaan kerajaan Pengging yang diperintah oleh seorang raja yang kejam dan angkara murka yang tidak berwujud manusia biasa tetapi berwujud raksasa, yang bernama Prabu Boko. Akan tetapi Prabu Boko memiliki seorang putri yang cantik dan jelita bak bidadari dari khayangan yang bernama Putri Roro Jonggrang.
Prabu Boko juga memiliki seorang patih yang berwujud raksasa bernama Patih Gupolo. Prabu Boko ingin memberontak dan ingin menguasai kerajaan Pengging, maka ia dan Patih Gupolo mengumpulkan kekuatan dan mengumpulkan bekal dengan cara melatih para pemuda menjadi prajurit dan meminta harta benda rakyat untuk bekal.
Setelah semua persiapan dirasa cukup, maka Prabu Boko dan prajurit berangkat menuju kerajaan Pengging untuk memberontak. Maka terjadilah perang di Kerajaan Pengging antara para prajurit Pengging dan para prajurit Kraton Ratu Boko. Begitu banyak korban berjatuhan di kedua belah pihak dan rakyat Pengging menjadi menderita karena perang, banyak rakyat kelaparan dan kemiskinan. Mengetahui sebagian besar rakyatnya menderita dan sudah banyak korban prajurit yang meninggal, maka Prabu Damar Moyo mengutus anaknya Raden Mas Bandung Bondowoso maju perang melawan Prabu Boko dan terjadilan perang yang sangat sengit antara Raden Mas Bandung Bondowoso melawan Prabu Boko. Karena kesaktian Raden Mas Bandung Bondowoso maka Prabu Boko dapat dibinasakan. Melihat rajanya tewas, maka Patih Gupolo melarikan diri. Raden Mas Bandung Bondowoso mengejar Patih Gupolo ke Kraton Ratu Boko.
Gerbang Kraton Ratu Boko
Setelah sampai di Kraton Boko, Patih Gupolo melaporkan pada Puteri Roro Jonggrang bahwa ayahandanya telah tewas di medan perang, dibunuh oleh kesatria Pengging yang bernama Raden Mas Bandung Bondowoso. Maka menangislah Puteri Roro Jonggrang, sedih hatinya dikarenakan  ayahandanya tewas di medan perang.
Bandung Bondowoso tiba di Kraton Ratu Boko
Maka sampailah Raden Mas Bandung Bondowoso di Kraton Boko dan terkejutlah Raden Mas Bandung Bondowoso melihat Puteri Roro Jonggrang yang cantik jelita nan anggun, maka ia ingin memperistri Puteri Roro Jonggrang. Akan tetapi Puteri Roro Jonggrang tidak mau dipersunting Raden Mas Bandung Bondowoso karena ia telah membunuh ayahhandanya. Untuk menolak pinangan Raden Mas Bandung Bondowoso, maka Puteri Roro Jonggrang mempunyai siasat dalam hatinya dengan memberikan syarat yang tak masuk akal. Puteri Roro Jonggrang mau dipersunting Raden Mas Bandung Bondowoso asalkan ia sanggup mengabulkan dua permintaan Puteri Roro Jonggrang. Permintaan yang pertama, Puteri Roro Jonggrang minta dibuatkan sumur Jalatunda sedangkan permintaan kedua, Puteri Roro Jonggrang minta dibuatkan 1000 candi dalam waktu satu malam.
Raden Mas Bandung Bondowoso menyanggupi kedua permintaan puteri tersebut. Segeralah Raden Mas Bandung Bondowoso membuat sumur Jalatunda dan setelah jadi ia memanggil Puteri Roro Jonggrang untuk melihat sumur itu.
Sumur Jalatunda berada di Dieng, Banjarnegara
Kemudian Puteri Roro Jonggrang menyuruh Raden Mas Bandung Bondowoso masuk ke dalam sumur. Setelah Raden Mas Bandung Bondowoso masuk ke dalam sumur, maka Puteri Roro Jonggrang memerintahkan Patih Gupolo menimbun sumur dan Raden Mas  Bandung Bondowoso pun tertimbun batu di dalam sumur. Puteri Roro Jonggrang dan Patih Gupolo menganggap bahwa Raden Mas Bandung Bondowoso telah mati di dalam sumur akan tetapi di dalam sumur ternyata Raden Mas Bandung Bondowoso belum mati maka ia bersemedi untuk keluar dari sumur dan Raden Mas Bandung Bondowoso keluar dari sumur dengan selamat.
Raden Mas Bandung Bondowoso menemui Puteri Roro Jonggrang dengan marah sekali karena telah menimbun dirinya dalam sumur. Namun karena kecantikan Puteri Roro Jonggrang kemarahan Raden Mas Bandung Bondowoso pun mereda.
Kemudian Puteri Roro Jonggrang menagih janji permintaan yang kedua kepada Raden Mas Bandung Bondowoso untuk membuatkan 1000 candi dalam waktu 1 malam. Maka segeralah Raden Mas Bandung Bondowoso memerintahkan para jin pengikutnya untuk membuat candi akan tetapi pihak Puteri Roro Jonggrang ingin menggagalkan usaha Raden Mas Bandung Bondowoso membuat 1000 candi. Ia memerintahkan para gadis menumbuk dan membakar jerami supaya kelihatan terang untuk pertanda pagi sudah tiba dan ayam pun berkokok bergantian.
Mendengar ayam berkokok dan orang menumbuk padi serta di timur kelihatan terang maka para jin berhenti membuat candi. Jin melaporkan pada Raden Mas Bandung Bondowoso bahwa jin tidak dapat meneruskan membuat candi yang kurang satu karena pagi sudah tiba. Akan tetapi firasat Raden Mas Bandung Bondowoso pagi belum tiba. Maka dipanggillah Puteri Roro Jonggrang disuruh menghitung candi dan ternyata jumlahya 999 candi, tinggal 1 candi yang belum jadi.
Bentuk Candi Sewu dilihat dari angkasa
Maka Puteri Roro Jonggrang tidak mau dipersunting Raden Mas Bandung Bondowoso. Karena ditipu dan dipermainkan maka Raden Mas Bandung Bondowoso murka sekali dan mengutuk Puteri Roro Jonggrang “Hai Roro Jonggrang candi kurang satu dan genapnya seribu engkaulah orangnya”. Maka Puteri Roro Jonggrang berubah wujud menjadi arca patung batu.
Arca Batu Roro Jonggrang
Dan sampai sekarang arca patung Roro Jonggrang masih ada di Candi Prambanan dan Raden Mas Bandung Bondowoso mengutuk para gadis di sekitar Prambanan menjadi perawan kasep (perawan tua) karena telah membantu Puteri Roro Jonggrang.

Kebenaran Cerita Cinta Roro Jonggrang?
Cerita Cinta Roro Jonggrang yang menarik tersebut tentunya banyak yang percaya dan tidak mempercayainya. Banyak orang mempertanyakan kebenaran dari cerita cinta Roro Jonggrang. Banyak orang mempercayainya karena menurut mereka pada jaman dahulu memang orang ada yang memiliki kekuatan mistis seperti Bandung Bondowoso. Dan ada juga orang yang tidak percaya karena menganggap hal seperti itu tidak rasional. Lalu apakah peristiwa Roro Jonggrang itu benar–benar ada pada jaman dahulu ?. Jawabannya menurut saya: Sudahlah, biarkan cerita/dongeng Roro Jonggrang  tetap melegenda sebagai warisan budaya bagi kita dan generasi penerus dimasa yang akan datang. Sedangkan Kraton Ratu Boko dan Candi Sewu yang terletak di komplek Candi Prambanan sebagai warisan budaya nusantara bahkan Warisan Dunia yang wajib kita lestarikan.
Sebagai generasi pewaris budaya bangsa bahkan pewaris Warisan Dunia yaitu Kraton Ratu Boko, Candi Prambanan dan Candi Sewu maka kita tentunya wajib mengetahui sejarah budaya bangsa kita tersebut, mengunjungi “Warisan Budaya dan Warisan Dunia” untuk melihat secara langsung betapa baradab dan bermartabatnya nenek moyang kita. Ataupun  sedikit sumbangsih dalam melestarikan budaya seperti anak-anak SMA N 1 Prambanan yang mengadakan Pentas Kethoprak Pelajar tahun 2014 dengan mengambil lakon Judul “Roro Jonggrang” ini bisa menginspirasi masyarakat luas.
SMA N 1 Prambanan "Roro Jonggrang"

Ternyata anak-anak didik saya di SMA N 1 Prambanan yang menjadi pemeran dalam Pentas Kethoprak begitu antusias dan secara langsung mengetahui cerita dan makna luhur yang terkandung dalam cerita Roro Jonggrang yang dipentaskan. Bisa kita lihat begitu menariknya Pentas Kethoprak “ Roro Jonggrang” dalam video dibawah ini:
Itulah Bukti Cinta Mereka Kepada Warisan Dunia
Love or Lost
Kalau saya sih… Cinta Warisan Budaya Dunia!




*tulisan ini sebagai wujud #bukticinta kepada Budaya Nusantara dan Warisan Dunia, sekaligus diikutsertakan dalam Love Or Lost Blog Competition





0 komentar:

Post a Comment

www.simbahzusuf.com SIMBAHZ