Cinta itu sederhana, cinta datang dengan sendirinya, tanpa paksaan, dan sangat manusiawi. Tetapi hal tersulit dalam cinta adalah menggantinya atau menghentikannya.
![]() |
#bukticinta_blog (image source) |
Patah hati itu normal, patah hati adalah bagian dari
perjalanan cinta manusia. Cinta yang tidak terbalaskan, cinta yang bertepuk
sebelah tangan, kenyataan pahit tersebut yang mungkin dirasakan Badung Bondowoso karena cintanya tidak dibalas
rasa yang sama oleh Roro Jonggrang.
Mungkin karena beberapa hari ini saya
gandrung mendengarkan lagu-lagu cinta nan syahdu sehingga membuat hati saya
bergetar tak karuan ketika melewati Kraton Ratu Boko. Kebetulan setiap hari
saya bekerja selalu melewati jalan menuju Kraton Ratu Boko yang terletak di
sebelah selatan Candi Prambanan. Saya begitu tertarik mengenang kisah cinta
Roro Jonggrang dari Kraton Ratu Boko.
Mengenang Cerita Cinta Roro Jonggrang
maka tidak bisa dipisahkan dengan keberadaan Candi Prambanan yang merupakan Warisan Budaya Dunia, dikarenakan adanya Candi Sewu yang terletak di komplek candi Prambanan kisahnya berawal dari permintaan tak masuk akal Roro Jonggrang kepada Bandung Bondowoso.
![]() |
Candi Prambanan |
Komplek Candi Prambanan terdapat Candi Sewu yang terletak disebelah tenggara Candi Prambanan.
Lalu Bagaimanakah Cerita Cinta Roro
Jonggrang itu?
Pada Jaman dahulu di Tanah Jawa khususnya di daerah
Prambanan berdiri 2 buah kerajaan Hindu yaitu Kerajaan Pengging dan Kraton
Ratu Boko. Kerajaan Pengging
adalah kerjaan yang subur dan makmur yang dipimpin oleh seorang raja yang arif
dan bijaksana bernama Prabu Damar Moyo
dan mempunyai seorang anak laki-laki yang diberi nama Raden Mas Bandung Bondowoso. Kraton
Ratu Boko berada pada kekuasaan kerajaan Pengging yang diperintah oleh seorang raja yang kejam dan angkara
murka yang tidak berwujud manusia biasa tetapi berwujud raksasa, yang bernama Prabu Boko. Akan tetapi Prabu Boko
memiliki seorang putri yang cantik dan jelita bak bidadari dari khayangan yang
bernama Putri Roro Jonggrang.
Prabu Boko juga memiliki seorang patih yang berwujud raksasa bernama
Patih Gupolo. Prabu Boko ingin memberontak dan ingin menguasai kerajaan Pengging,
maka ia dan Patih Gupolo
mengumpulkan kekuatan dan mengumpulkan bekal dengan cara melatih para pemuda
menjadi prajurit dan meminta harta benda rakyat untuk bekal.
Setelah semua persiapan dirasa cukup, maka Prabu Boko
dan prajurit berangkat menuju kerajaan Pengging untuk memberontak. Maka
terjadilah perang di Kerajaan Pengging antara para prajurit Pengging dan para
prajurit Kraton Ratu Boko. Begitu banyak korban berjatuhan di kedua belah pihak
dan rakyat Pengging menjadi menderita karena perang, banyak rakyat kelaparan
dan kemiskinan. Mengetahui sebagian besar rakyatnya menderita dan sudah banyak
korban prajurit yang meninggal, maka Prabu
Damar Moyo mengutus anaknya Raden
Mas Bandung Bondowoso maju perang
melawan Prabu Boko dan terjadilan
perang yang sangat sengit antara Raden Mas Bandung Bondowoso melawan Prabu Boko.
Karena kesaktian Raden Mas Bandung Bondowoso maka Prabu Boko dapat dibinasakan. Melihat rajanya tewas,
maka Patih Gupolo melarikan diri. Raden Mas Bandung Bondowoso mengejar Patih Gupolo ke Kraton Ratu Boko.
![]() |
Gerbang Kraton Ratu Boko |
Setelah sampai di Kraton Boko, Patih Gupolo melaporkan
pada Puteri Roro Jonggrang bahwa ayahandanya telah tewas di medan perang,
dibunuh oleh kesatria Pengging yang bernama Raden Mas Bandung Bondowoso. Maka menangislah Puteri Roro Jonggrang, sedih hatinya dikarenakan ayahandanya tewas di medan perang.
Bandung Bondowoso tiba di
Kraton Ratu Boko
Maka sampailah Raden Mas Bandung Bondowoso di Kraton Boko
dan terkejutlah Raden Mas Bandung Bondowoso
melihat Puteri Roro Jonggrang yang cantik jelita nan anggun, maka ia ingin
memperistri Puteri Roro Jonggrang. Akan tetapi Puteri Roro Jonggrang tidak mau
dipersunting Raden Mas Bandung Bondowoso karena ia telah membunuh ayahhandanya.
Untuk menolak pinangan Raden Mas Bandung Bondowoso, maka Puteri Roro Jonggrang
mempunyai siasat dalam hatinya dengan memberikan syarat yang tak masuk akal. Puteri Roro Jonggrang mau dipersunting Raden Mas
Bandung Bondowoso asalkan ia sanggup mengabulkan dua permintaan Puteri Roro Jonggrang. Permintaan yang pertama,
Puteri Roro Jonggrang minta dibuatkan sumur
Jalatunda sedangkan permintaan kedua, Puteri Roro Jonggrang minta dibuatkan
1000 candi dalam waktu satu malam.
Raden Mas Bandung Bondowoso menyanggupi kedua
permintaan puteri tersebut. Segeralah Raden Mas Bandung Bondowoso membuat sumur
Jalatunda dan setelah jadi ia memanggil Puteri Roro Jonggrang untuk melihat
sumur itu.
![]() |
Sumur Jalatunda berada di Dieng, Banjarnegara |
Kemudian Puteri Roro Jonggrang menyuruh Raden Mas Bandung
Bondowoso masuk ke dalam sumur. Setelah Raden
Mas Bandung Bondowoso masuk ke dalam sumur, maka Puteri Roro Jonggrang memerintahkan Patih Gupolo menimbun sumur dan Raden Mas Bandung Bondowoso pun tertimbun batu di dalam
sumur. Puteri Roro Jonggrang dan Patih Gupolo menganggap bahwa Raden Mas Bandung
Bondowoso telah mati di dalam sumur akan tetapi di dalam sumur ternyata Raden Mas
Bandung Bondowoso belum mati maka ia
bersemedi untuk keluar dari sumur dan Raden Mas Bandung Bondowoso keluar dari
sumur dengan selamat.
Raden Mas Bandung Bondowoso
menemui Puteri Roro Jonggrang dengan marah sekali karena telah menimbun
dirinya dalam sumur. Namun karena kecantikan
Puteri Roro Jonggrang kemarahan Raden Mas Bandung Bondowoso pun mereda.
Kemudian Puteri Roro Jonggrang menagih janji
permintaan yang kedua kepada Raden Mas Bandung Bondowoso untuk membuatkan 1000 candi dalam waktu 1 malam. Maka
segeralah Raden Mas Bandung Bondowoso
memerintahkan para jin pengikutnya untuk membuat candi akan tetapi pihak Puteri Roro Jonggrang ingin
menggagalkan usaha Raden Mas Bandung Bondowoso membuat 1000 candi. Ia memerintahkan
para gadis menumbuk dan membakar jerami supaya kelihatan terang untuk
pertanda pagi sudah tiba dan ayam pun berkokok bergantian.
Mendengar ayam
berkokok dan orang menumbuk padi
serta di timur kelihatan terang maka para jin
berhenti membuat candi. Jin melaporkan pada Raden Mas Bandung Bondowoso
bahwa jin tidak dapat meneruskan membuat candi yang kurang satu karena pagi
sudah tiba. Akan tetapi firasat Raden Mas Bandung Bondowoso pagi belum tiba. Maka
dipanggillah Puteri Roro Jonggrang
disuruh menghitung candi dan ternyata jumlahya 999 candi, tinggal 1 candi
yang belum jadi.
![]() |
Bentuk Candi Sewu dilihat dari angkasa |
Maka Puteri Roro Jonggrang tidak mau dipersunting Raden Mas Bandung Bondowoso. Karena ditipu dan
dipermainkan maka Raden Mas Bandung Bondowoso murka sekali dan mengutuk Puteri Roro Jonggrang “Hai Roro Jonggrang candi kurang satu dan genapnya seribu engkaulah orangnya”.
Maka Puteri Roro Jonggrang berubah wujud menjadi arca patung
batu.
![]() |
Arca Batu Roro Jonggrang |
Dan sampai sekarang arca patung Roro Jonggrang masih
ada di Candi Prambanan dan Raden Mas Bandung Bondowoso mengutuk para gadis di sekitar Prambanan menjadi perawan
kasep (perawan tua) karena telah membantu Puteri Roro Jonggrang.
Kebenaran Cerita Cinta Roro
Jonggrang?
Cerita Cinta Roro Jonggrang yang menarik tersebut tentunya banyak yang percaya dan tidak
mempercayainya. Banyak orang mempertanyakan
kebenaran dari cerita cinta Roro Jonggrang. Banyak orang mempercayainya karena menurut
mereka pada jaman dahulu memang orang ada yang memiliki kekuatan mistis seperti
Bandung Bondowoso. Dan ada juga orang yang tidak percaya karena menganggap hal
seperti itu tidak rasional. Lalu apakah peristiwa Roro Jonggrang itu
benar–benar ada pada jaman dahulu ?. Jawabannya menurut saya: Sudahlah,
biarkan cerita/dongeng Roro Jonggrang
tetap melegenda sebagai warisan budaya bagi kita dan generasi penerus
dimasa yang akan datang. Sedangkan Kraton Ratu Boko dan Candi Sewu yang
terletak di komplek Candi Prambanan sebagai warisan budaya nusantara bahkan Warisan Dunia yang wajib kita
lestarikan.
Sebagai generasi pewaris budaya
bangsa bahkan pewaris Warisan Dunia yaitu
Kraton Ratu Boko, Candi Prambanan dan Candi Sewu maka kita tentunya wajib
mengetahui sejarah budaya bangsa kita tersebut, mengunjungi “Warisan Budaya dan
Warisan Dunia” untuk melihat secara langsung betapa baradab dan bermartabatnya
nenek moyang kita. Ataupun sedikit sumbangsih dalam melestarikan budaya seperti anak-anak SMA N 1 Prambanan
yang mengadakan Pentas Kethoprak Pelajar tahun 2014 dengan mengambil lakon
Judul “Roro Jonggrang” ini bisa menginspirasi masyarakat luas.
![]() |
SMA N 1 Prambanan "Roro Jonggrang" |
Ternyata anak-anak didik saya di SMA
N 1 Prambanan yang menjadi pemeran dalam Pentas Kethoprak begitu antusias dan
secara langsung mengetahui cerita dan makna luhur yang terkandung dalam cerita
Roro Jonggrang yang dipentaskan. Bisa kita lihat begitu menariknya Pentas
Kethoprak “ Roro Jonggrang” dalam video dibawah ini:
Itulah Bukti Cinta Mereka Kepada
Warisan Dunia
Love or Lost
Kalau saya sih…
Cinta Warisan Budaya Dunia!
*tulisan ini sebagai wujud #bukticinta kepada
Budaya Nusantara dan Warisan Dunia, sekaligus diikutsertakan dalam
Love Or Lost Blog Competition
0 komentar:
Post a Comment